Selasa, 03 Januari 2017

Artikel Dasa Dharma dan Tri Satya Pramuka

Penjelasan tentang Isi dan Arti Dasa Dharma serta Tri Satya Pramuka


* DASA DHARMA *

"Dasa Dharma" atau Dasa Dharma Pramuka adalah sepuluh hal yang harus dilakukan dalam Pramuka. Biasanya terdapat pada tingkatan pramuka penggalang ke atas.
Pengertian Dasa Dharma adalah:
"Dasa" = Sepuluh Sedangkan "Dharma" = Perbuatan Baik (Kebajikan)
Dasa Dharma adalah sepuluh Kebajikan yg menjadi pedoman bagi Pramuka dalam bertingkah laku sehri-hari.

* Isi dan Arti Dasa Dharma adalah sebagai berikut:

Dasa Dharma Pramuka
Pramuka itu:
  1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Cinta Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia.
  3. Patriot yang Sopan dan Ksatria.
  4. Patuh dan Suka Bermusyawarah.
  5. Rela Menolong dan Tabah.
  6. Rajin, Trampil dan Gembira.
  7. Hemat, Cermat dan Bersahaja.
  8. Disiplin, Berani dan Setia.
  9. Bertanggung Jawab dan Dapat Dipercaya.
  10. Suci Dalam Pikiran Perkataan dan Perbuatan.

Berikut adalah Arti dari masing-masing bait Dasa Dharma diatas:

1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  • Menjalankan semua perintah Tuhan serta meninggalkan segala larangan-larangan-Nya.
  • Menbaca do'a atau niat karena Allah dalam setiap mengawali dan mengakhiri kegiatan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Patuh dan berbakti kepada kedua orang tua, serta sayang kepada saudara. dsb..

2. Cinta Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia
  • Selalu menjaga kebersihan lingkungan baik disekolah maupun dirumah.
  • Ikut menjaga kelestarian alam, baik flora maupun fauna.
  • Membantu fakir miskin, yatim piatu, orang tua jompo dan mengunjungi yg sakit. dsb.

3. Patriot yang Sopan dan Ksatria
  • Belajar disekolah dengan baik.
  • Menghormati yg lebih tua dan menyayangi yg lebih muda.
  • Membiasakan diri untuk berani mengakui kesalahan dan membenarkan yg benar.
  • Ikut serta dalam pertahanan bela Negara.

4. Patuh dan Suka Bermusyawarah
  • Patuh kepada kedua orang tua, guru dan pembina dengan cara mengerjakan tugas sebaik-baiknya.
  • Berusaha mufakat dalam setiap musyawarah.
  • Tidak mengambil keputusan secara tergesa-gesa yg didapatkan tanpa melalui musyawarah.

5. Rela Menolong dan Tabah
  • Selalu berusaha menolong sesama yg sedang mengalami musibah atau kesusahan serta tidak pernah meminta atau mengharapkan imbalam (pamrih).
  • Tabah dalam mengalami berbagai kesulitan dengan tidak banyak mengeluh, dan tak mudah putus asa.
  • Bersedia menolong tanpa diminta. dsb.

6. Rajin, Trampil dan Gembira
  • Membiasakan menyusun jadwal dalam kegiatan sehari-hari.
  • Tidak pernah bolos dari sekolah, selalu hadir diwaktu latihan atau pertemuan pramuka.
  • Dapat membuat berbagai macam kerajinan atau hasta karya yg berguna.
  • Selalu riang gembira diwaktu melakukan kegiatan atau pekerjaan.

7. Hemat, Cermat dan Bersahaja
  • Tidak boros dan bersikap hidup hemat.
  • Rajin menabung.
  • Bersikap hidup sederhana, tidak berlebih-lebihan.
  • Tepat waktu (kesekolah, belajar, latihan, dll).
  • Bisa membuat perencanaan sebelum tindakan.

8. Disiplin, Berani dan Setia
  • Selalu tepat waktu sesuai jadwal yg ditentukan.
  • Mendahulukan kewajiban dibanding sebelum meminta haknya.
  • Berani mengambil keputusan.
  • Tidak mengecewakan orang lain. dsb.

9. Bertanggung Jawab dan Dapat Dipercaya
  • Tidak mengelakkan amanat dengan sesuatu alasan yg dicari-cari.
  • Jujur tidak mengada-ada.

10. Suci Dalam Pikiran Perkataan dan Perbuatan
  • Selalu berfikir positif dan menghargai sikap atau pendapat orang lain dan bisa menyumbangkan saran yg baik dengan cara yg baik.
  • Berhati-hati mengendalikan diri dari ucapan yg tidak pantas dan menimbulkan ketidak percayaan orang lain pada dirinya.
  • Berusaha menjaga diri dalam segala tindak tanduk perbuatan yg jelek melanggar menurut kehidupan masyarakat dan aturan agama.

* Nah, buat sobat Pramuka yang ingin Menghafal Dasa Dharma Pramuka ini, ada trik dan rahasianya, yaitu:
Hafalkan kata depan: Ta, Ci, Pa, Pa, Re, Ra, He, Di, Be, Su (Takwa, Cinta, Patriot, Patuh, Rela, Rajin, Hemat, Disiplin, Bertanggung jawab, Suci)

* TRI SATYA *

Janji (sumpah) Pramuka "Tri Satya", yang artinya adalah kata-kata janji atau sumpah yang diucapkn oleh seorang Pramuka golongan Penggalang, Penegak, Pandega dan anggota dewasa.
Pengertian dari Tri Satya adalah:
"Tri" Tiga Sedangkan "Satya" = Kesetiaan
Tri Satya artinya adalah Tiga Kesetiaan yg harus dipenuhi oleh atau dipatuhi oleh setiap anggota Pramuka.

* Isi dan Arti Tri Satya adalah sebagai berikut :

Tri Satya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

  1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  2. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat.
  3. Menepati Dasa Dharma.

Tri Satya diatas mengandung arti bahwa seorang Pramuka berkewajiban sebagai berikut:
• Menjalankan kewajiban/Perintah Tuhan, serta menjauhi segala apa yg menjadi larangan-Nya.
• Kewajiban terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Kewajiban terhadap Pancasila, yaitu dengan cara menghayati dan mengamalkan isinya.
• Kewajiban terhadap sesama masyarakat.
• Kewajiban menhayati dan mengamalkan Dasa Dharma.



Semoga penjelasan tentang Artikel Dasa Dharma dan Tri Satya Pramuka diatas bisa bermanfaat serta membantu buat teman-teman. 
"Salam Pramuka"

Selasa, 15 November 2016

SEJARAH KEPRAMUKAAN di INDONESIA

SEJARAH KEPRAMUKAAN di INDONESIA

Sejarah kepramukaan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dengan sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Gagasan Baden Powell yang membentuk kepramukaan dengan cepat menyebar ke berbagai negara, termasuk Belanda. Di negara Belanda kepramukaan disebut sebagai Padvinder. Di negara jajahannya, termasuk Indonesia, Belanda mendirikan organisasi Kepramukaan. Di Indonesia dikenal dengan istilah NIPV (Netherland Indische Padvinder Vereniging; Persatuan Pandu-Pandu Belanda). Organisasi ini dikhususkan bagi anak-anak Belanda. 

Oleh tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia dibentuk organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan nasional. Karenanya kemudian muncul organisasi-organisasi kepramukaan pribumi yang kala itu jumlahnya mencapai lebih dari seratus organisasi. Organisasi itu semisal; JPO (Javananse Padvinders Organizatie); JPP  (Jong Java Padvinderij), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvinderij); HW (Hisbul Wathon) dll. 

Sejarah terus berlanjut. Melihat maraknya organisasi kepramukaan milik pribumi yang bermunculan, Belanda akhirnya membuat peraturan untuk melarang organisasi kepramukaan di luar milik Belanda menggunakan istilah Padvinder. Karena itu kemudian KH. Agus Salim menggunakan istilah "Pandu" dan "Kepanduan". 

Sejak tahun 1930 timbul kesadaran dari tokoh-tokoh Indonesia untuk mempersatukan organisasi kepramukaan. Maka terbentuklah KBI (Kepanduan Republik Indonesia). KBI merupakan gabungan dari organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatra). 

Dan pada tahun 1931 terbentuk PAPI (Persatuan Antar Pandu-Pandu Indonesia), kemudian diubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persatuan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938. 

Pada waktu pendudukan Jepang, kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh Pandu banyak yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA. 

Setelah masa kemerdekaan dibentuklah organisasi kepanduan yang bersifat nasional  yaitu Pandu Rakyat Indonesia yang dideklarasikan di Solo pada tanggal 28 Desember 1945. Pandu Rakyat Indonesia menjadi satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia saat itu. 

Namun pada masa leberalisme, kembali bermunculan berbagai organisasi kepanduan seperti; HW, SIAP, Pandu Indonesia, Pandu Kristen, Pandu Ansor, KBI dll yang jumlahnya mencapai seratusan lebih. Sebagian organisasi tersebut terhimpun dalam tiga federasi yaitu; IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia, berdiri tanggal 13 September 1951), POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Putri Indonesia, berdiri tahun 1954) dan PKPI (Persatuan Kepanduan Putri Indonesia). 


Pada 1953 IPINDO berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia. Pada tanggal 10-20 Agustus 1955 IPINDO juga berhasil menyelenggarakan Jambore Nasional I di Pasar Minggu Jakarta. Sedangkan POPPINDO dan PKPI pernah bersama-sama  menyambut singgahnya Lady Baden Powell (istri Baden Powell) ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia. Pada tahun 1959, PKPI mengadakan perkemahan besar untuk pramuka putri yang disebut “Desa Semanggi” di Ciputat. Pada tahun ini juga IPINDO mengirimkan kontingen ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.  

Menyadari kelemahan yang ada, ketiga federasi tersebut akhirnya meleburkan diri menjadi PERKINDO (Persatuan Kepanduan  Indonesia). Namun ternyata Perkindo sendiri kurang solid sehingga  coba  dimanfaatkan oleh pihak komunis agar menjadi gerakan Pionir Muda seperti di negara komunis lainnya. 

Mulai tahun 1960-an, berbagai pihak termasuk pemerintah dan MPRS melakukan berbagai upaya untuk melakukan penertiban organisasi kepanduan termasuk upaya untuk mendirikan Gerakan Pramuka. 

Pada hari Kamis malam tanggal 9 Maret 1961 Presiden mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. 

Presiden juga menunjuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA 

Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka. Kepres ini menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA. 

Kepres Nomor 238 Tahun 1961 ini ditandatangi oleh Perdana Menteri Ir. Juanda sebagai Pejabat Presiden Karena Presiden RI, Ir. Soekarno saat itu sedang berkunjung ke Jepang. 

Pada tanggal 30 Juli 1961,  bertempat di Istora Senayan (Sekarang Stadiun Gelora Bung Karno), tokoh-tokoh organisasi kepanduan di Indonesia yang menyatakan dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA. 

Presiden Soekarno menyerahkan panji kepramukaan

Pada tanggal 14 Agustus 1961, dilakukan Pelantikan Mapinas (Majlis Pimpinan Nasional), Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, dilanjutkan penganugerahan Panji-panji Kepramukaan dan defile Pramuka untuk memperkenalkan Pramuka kepada masyarakat yang diikuti  oleh sekitar 10.000 Pramuka. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA yang diperingati hingga sekarang. 

Mapinas saat itu diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno (Presiden RI)  dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh. Sementara Kwarnas, diketuai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan  Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.